Sumber: okezone.com
Sukanto Tanoto
dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses sekaligus orang berpengaruh di
Indonesia. Unit bisnisnya berkembang ke berbagai sektor industri. Salah satunya
adalah sektor perkebunan sawit dengan Asian Agri sebagai ujung tombaknya.
Membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg)
Dalam sebuah proses produksi, limbah seakan menjadi efek
samping yang tidak bisa dihindari. Entah itu limbah sisa pencucian ataupun
limbah bahan kimia, keduanya tidak bisa lepas dari proses produksi. Hal serupa
juga terjadi dalam industri sawit. Di sisi lain, kebutuhan listrik untuk
menjalankan operasional produksi juga tidak sedikit.
Asian Agri memiliki cara menarik untuk mengatasi kedua
permasalahan tersebut. Alih-alih menyelesaikannya dengan dua cara yang berbeda,
perusahaan Sukanto Tanoto tersebut
memilih untuk memanfaatkan limbahnya sebagai bahan baku pembangkit listrik
terbarukan PLTBg.
Hingga akhir tahun 2019, Asian Agri memiliki sedikitnya 7
Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) yang telah beroperasi. Ketujuh PLTBg
tersebut tersebar di beberapa wilayah seperti Sumatera Utara, Riau dan Jambi.
PLTBg Asian Agri ini tidak hanya difungsikan untuk memenuhi kebutuhan listrik
perusahaan. Sebagian listrik yang dihasilkan juga disalurkan untuk memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat sekitar.
Inisiasi SUSTAIN sebagai Aliansi Peduli Industri Sawit Berkelanjutan
Perusahaan Sukanto
Tanoto menyadari bahwa mewujudkan industri sawit berkelanjutan bukan hanya
impian pribadi. Tidak sedikit yang menginginkan hal yang sama tidak terkecuali
perusahaan-perusahaan lain yang juga bergerak dalam industri sawit.
Untuk menyatukan perusahaan-perusahaan tersebut, salah satu
unit bisnis Sukanto Tanoto, yakni
Apical menginisiasi berdirinya sebuah aliansi bernama SUSTAIN (Sustainability Assurance & Innovation
Alliance). Aliansi ini berisi perusahaan-perusahaan perkebunan dan
pengolahan sawit Indonesia. Beberapa perusahaan yang tergabung dalam aliansi
ini di antaranya adalah Neste, KAO Corporation, CORE dan SAP. Apical dan Asian
Agri juga ikut tergabung dalam aliansi tersebut.
Misi besar SUSTAIN adalah untuk mewujudkan kepatuhan
terhadap kebijakan pemerintah dan menjalankan kebijakan tanpa deforestasi,
tanpa gambut dan tanpa eksploitasi. Sebagai bukti atas komitmen tersebut,
SUSTAIN juga memanfaatkan teknologi informasi dan blockchain untuk mewujudkan transparansi rantai produksi.
Praktekkan Kebijakan Tanpa Deforestasi dengan Menggandeng Petani Swadaya
Sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di Asia,
Asian Agri mengelola perkebunan sawit yang sangat luas. Sedikitnya 100.000
hektar lahan perkebunan sawit dikelola oleh perusahaan Sukanto Tanoto tersebut. Namun sebagai bukti komitmennya dalam
memenuhi kebijakan tanpa deforestasi, Asian Agri telah berhenti memperluas
kebun intinya sejak tahun 2003 lalu.
Untuk mencapai target produksi minyak sawit mentahnya yang
begitu tinggi, Asian Agri menggandeng petani swadaya dengan total lahan seluas
41.000 hektar dan 60.000 hektar lahan dengan skema plasma.
Komitmen perusahaan Sukanto Tanoto dalam
mendorong terwujudnya industri sawit berkelanjutan juga diwujudkan dalam bentuk
dukungan terhadap kebijakan pro lingkungan. Salah satunya adalah ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil System).
Tepat pada tanggal 27 April 2019, Asian Agri berhasil memenuhi ISPO 100% untuk
setiap anak usahanya. Selain itu, unit bisnis Royal Golden Eagle tersebut juga
selalu mendorong mitra petani swadaya untuk mengikut langkah yang sama.